Kamis, 11 Agustus 2011

SEBUAH CERITA INDAH TENTANG QUR’AN

Mengapa kita membaca Al-Quran, bahkan jika kita tidak dapat memahami satu kata dalam bahasa Arab sekalipun ???
Ini adalah kisah yang indah.
Seorang Amerika Muslim berusia tinggal di sebuah pertanian di pegunungan bagian timur Kentucky dengan cucunya yang paling kecil. Setiap pagi Kakek bangun pagi duduk di meja dapur membaca Quran. Cucunya ingin menjadi seperti dia dan mencoba untuk menirunya dalam cara dia bisa.

Suatu hari sang cucu bertanya, “Kakek, saya mencoba untuk membaca Qur’an seperti kakek tetapi saya tidak memahaminya, dan apa yang saya pahami akan terlupakan begitu saya menutup Qur’an tersebut. Apa sih kebaikan dari membaca Al Qur’an ? ”
Kakek diam-diam berubah dari meletakkan batubara di tungku dan menjawab, “Bawa keranjang batubara turun ke sungai dan bawakan aku sekeranjang air.”
Anak itu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum dia kembali ke rumah. Kakek tertawa dan berkata, “Kamu harus bergerak lebih cepat lagi,” dan dikirim kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi sekali lagi keranjang itu kosong sebelum ia kembali ke rumah. Kehabisan napas, dia mengatakan kepada kakeknya bahwa tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang, dan ia pergi untuk mengambil ember sebagai gantinya.
Orang tua itu berkata, “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air, kamu hanya tidak berusaha cukup keras,.” Dan dia pergi keluar pintu untuk melihat anak itu mencoba lagi.
Pada titik ini, anak itu tahu itu mustahil, tetapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat dia bisa, air akan bocor keluar sebelum ia sampai kembali ke rumah. Anak itu kembali mencelupkan keranjangnya ke sungai dan berlari keras, tetapi ketika ia mencapai kakeknya keranjang itu kosong lagi. Kehabisan napas, ia berkata, “Lihat Kakek, percuma!”
“Jadi kamu pikir itu tidak berguna?” Orang tua itu berkata, “Lihatlah keranjang.”
Anak itu melihat keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Ini telah berubah dari keranjang batubara tua yang kotor dan sekarang bersih, luar dan dalam.
“Nak, itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah, di dalam dan di luar. Itu semua rencana Allah dalam hidup kita.”

Tidak ada komentar:

"MAJELIS RASULULLAH SAW"

"MAJELIS RASULULLAH SAW"









"PERADABAN BARU ISLAM (FITRAH MANUSIA)"

Seaching Blog